Memilikikekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.200.000.000 per tahun, sedangkan usaha menengah, merupakan usaha yang memiliki kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp.200.000.000 s.d. Rp.) dan Pasalnya pembayaran Desember yang diterima PDDS adalah hasil penjualan konsinyasi November. ''Penurunannya mungkin akan terlihat di bulan Januari mendatang,'' ujarnya. Pasal2 ayat (4) huruf c Undang-Undang Pajak Penghasilan biasa disebut tie breaker rules.Fungsi aturan ini untuk menyelesaikan dual resident.. Penyelesaian masalah dual resident dilakukan berdasarka a tie breaker rule yang terdiri dari beberapa kriteria pengujian dan dilakukan secara berurutan (sequency).Artinya apabila kriteria pertama tidak dapat memecahkan masalah dual resident maka KajianTafsir Ayat Ahkam. ‫‪1. Nash Ayat‬‬ ‫‪Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-Baqarah‬‬ ‫‪ayat 275, 276, 278 yang berbunyi :‬‬. Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. c konsinyasi, pembayaran konsinyasi berarti barang yang dibeli perusahaan. dibayar setelah barang tersebut berhasil dijual kembali kepada pihak lain oleh. perusahaan. A. Transaksi kredit. Jual beli dengan angsuran adalah jual beli barang dimana penjual melaksanakan. penjualan barang dengan cara menerima pelunasan pembayaran yang dilakukan PenjualanKonsinyasi. Konsinyasi adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pemilik barang (consignor) kepada penjual (consignee). Tentunya, barang konsinyasi harus dibedakan dengan barang lainnya sebab konsinyasi tidak memerlukan harga modal. Dengan kata lain, penjual bisa menjual barang secara gratis yang dititipkan dari pemilik barang. . Anda pasti pernah melihat pedagang kuliner pinggir jalan yang berjualan kerupuk berwadah plastik. Biasanya, makanan penyempurna hidangan tersebut ditaruh begitu saja di tempat konsumen makan atau dekat tempat masak si penjual. Namun, tahukah Anda jika kerupuk tersebut seringkali hanyalah titipan dari penjual aslinya di kedai tersebut? Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari praktik jual beli yang banyak diaplikasikan oleh pedagang kecil atau pemula. Praktik menitipkan barang atau produk jualan kepada penjual lain ini memiliki istilah bisnisnya tersendiri. Istilah itu disebut sebagai konsinyasi atau komisioner. Meski banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, tak sedikit orang yang belum mengetahui tentang istilah dunia bisnis tersebut. Padahal, jika mengerti cara kerjanya dengan baik, bukan tidak mungkin bisnis yang sedang dirintis dapat berkembang lebih cepat. Konsinyasi sendiri telah banyak dipraktikkan oleh pebisnis di Indonesia, terutama di industri kuliner atau kudapan kecil. Nah, bagi Anda yang berencana untuk menggeluti bisnis tersebut, tidak ada salahnya mempelajari arti dan sistem konsinyasi. Mengenal Arti Konsinyasi Sumber Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, konsinyasi adalah istilah bisnis yang banyak dipraktikkan oleh pengusaha di Indonesia. Namun, kebanyakan masyarakat belum mengetahui bahwa praktik usaha tersebut dikenal dengan istilah konsinyasi. Secara umum, yang dimaksud dengan konsinyasi adalah praktik dagang yang terjadi antara pedagang utama yang menitipkan barang jualan kepada penjual lainnya. Biasanya, pedagang utama tersebut menitipkan dagangan ke tempat jualan umum, seperti toko kelontong, kantin, dan juga warung makan. Dalam kegiatan konsinyasi, pedagang utama atau pihak yang menitipkan barang disebut sebagai konsinyor. Sedangkan, untuk pengelola toko atau pihak yang menerima produk dagang titipan untuk kemudian dijual kembali tersebut dikenal sebagai komisioner atau konsinyi. Untuk barang titipan yang diperdagangkan di pihak konsinyi bisa disebut sebagai barang konsinyasi. Biasanya, sebelum konsinyor menaruh dagangan di pihak konsinyi, kedua belah pihak pasti melakukan perjanjian tentang syarat berjualan. Tak hanya itu, agar tidak ada pihak yang dirugikan pasca perjanjian disetujui, harga jual dari barang yang dititipkan pun akan ditentukan. Jadi, kedua belah pihak dapat mengeruk keuntungan dari sistem bisnis tersebut. Peran Konsinyasi bagi Kemajuan Bisnis yang Baru Dirintis Tak dapat dipungkiri jika tujuan utama seseorang menggeluti dunia wirausaha adalah untuk mendapatkan untung sebanyak-banyaknya. Akan tetapi, dalam fase awal berbisnis, pengusaha tidak bisa langsung menggaet minat konsumen tanpa mengenalkan produk yang dijajakan terlebih dahulu. 1. Membuat Produk Dagangan Mudah Dikenal Oleh sebab itulah mengapa praktik konsinyasi ini banyak dilakukan oleh pebisnis yang sedang merintis usahanya. Pasalnya, dengan menitipkan barang dagangan ke tempat yang lebih dulu beroperasi dan memiliki banyak pelanggan, produk dari bisnis tersebut akan lebih mudah dikenal masyarakat. Akan tetapi, konsinyor harus rela memangkas harga penjualan karena harus memberi celah bagi konsinyi untuk bisa mendapatkan untung juga. Dengan begitu, kedua pihak dalam kerjasama bisnis konsinyasi tersebut sama-sama diuntungkan. 2. Bisnis Menjadi Cepat Populer Secara logika, jika produk yang dijajakan berkualitas dan banyak disukai oleh konsumen, tak butuh waktu lama praktik konsinyasi akan membuat bisnis menjadi populer. Bila perlu, ajak pihak konsinyi untuk menyampaikan masukan yang didapatkan dari pembeli produk agar bisa meningkatkan kualitas barang dagangan. Jadi, sembari mengenalkan produk kepada masyarakat, Anda juga bisa memperbaiki kekurangan yang ada dalam bisnis. Baca Juga Seluk Beluk Budidaya Ikan Lele, Mulai Dari Modal Hingga Untung yang Bisa Didapatkan! 6 Tips dalam Praktik Bisnis Konsinyasi Dilihat dari perannya, konsinyasi mampu memberikan keuntungan bagi pebisnis yang ingin mengenalkan produk jualannya kepada pasar. Namun, jika tidak memahami tata cara yang tepat, bukan tidak mungkin bisnis ini akan menjadi pedang bermata dua. Alhasil bisnis yang sedang dirintis pun menjadi terancam keberlangsungannya. Agar hal tersebut tidak terjadi, terdapat beberapa tips yang wajib diketahui dalam praktik bisnis konsinyasi. Dijamin dengan memahami tips-tips ini, risiko buruk dari praktik bisnis tersebut akan lebih kecil terjadi. 1. Pilih Produk yang Banyak Disukai Tips pertama adalah menentukan produk yang banyak disukai oleh konsumen. Hal ini penting untuk dilakukan karena praktik konsinyasi tidak akan efektif jika produk yang dititipkan tidak banyak disukai oleh pasar. Sebagai contoh, Anda tinggal di daerah yang panas dan kering. Berdasarkan informasi tersebut, produk berupa minuman dingin yang menyegarkan pasti banyak dicari oleh konsumen. Jadi, Anda dapat menitipkan produk minuman dingin kepada konsinyi agar dibeli oleh pelanggannya. 2. Survei Lokasi Selanjutnya, tips dalam melakukan konsinyasi adalah menyurvei terlebih dahulu lokasi yang akan dipilih untuk menitipkan barang dagangan. Anda tentu tidak boleh memilih toko atau warung dengan konsep yang tidak berhubungan sama sekali dengan produk yang dititipkan. Jika produk yang ingin dipasarkan berhubungan dengan kuliner, maka Anda bisa menitipkannya di tempat makan atau kantin sekolah dan perkantoran. Saat tempat penitipan dan produk yang dititipkan berkaitan satu sama lain, besar kemungkinan konsumen akan melirik merek bisnis yang sedang dikembangkan. 3. Saling Percaya Lanjut ke tips ketiga, salah satu kunci konsinyasi berjalan dengan sukses adalah kepercayaan antara kedua pihak yang bersangkutan. Artinya, jika pelaku jenis jual-beli ini saling kenal dan memiliki jalinan komunikasi bisnis yang baik, tingkat keberhasilannya bisa dibilang hampir 100%. Oleh karena itu, pastikan bahwa konsinyor bekerja sama secara langsung dengan pemilik toko atau kedai agar bisa berunding perihal syarat konsinyasi. 4. Komunikasi yang Baik Selaras dengan tips ketiga, konsinyasi hanya akan bisa berlangsung lancar saat komunikasi bisnis antar pelakunya berjalan lancar. Untuk itu, saat melakukan jenis transaksi konsinyasi, pastikan untuk selalu menjaga komunikasi dengan baik. Dengan begitu, barulah konsinyor dan konsinyi mampu mempertahankan kerjasama dalam waktu yang lama. 5. Selalu Periksa Jumlah Produk yang Terjual Tips berikutnya adalah senantiasa memeriksa jumlah produk yang terjual di setiap toko secara berkala. Hal ini merupakan sikap preventif atas potensi terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh salah satu pihak. Tak hanya soal jumlah, konsinyor juga harus rutin mengontrol kualitas produk, termasuk kemasan dan tanggal kadaluwarsanya. 6. Membuat Sistem Pencatatan Barang yang Terperinci Tips terakhir adalah konsinyor diharapkan mampu membuat sistem pencatatan barang yang ada di masing-masing konsinyi. Tips ini penting untuk dilakukan karena konsinyor memiliki cukup banyak risiko kerugian karena lalai melakukan pengiriman dagangan. Baca Juga Cara Mudah Membangun Jaringan Usaha yang Luas Kelebihan Bisnis Konsinyasi bagi Konsinyor dan Konsinyi Tak hanya memberikan keuntungan bagi pihak penitip barang, praktik konsinyasi juga menjanjikan keuntungan pada pihak konsinyi. Jadi, meski lebih banyak menguntungkan konsinyor, toko atau warung yang dititipi barang dagangan tidak serta-merta mendapat tangan kosong. 1. Keuntungan untuk Pihak Konsinyor Untuk pihak konsinyor, keuntungan dari melakukan praktik konsinyasi adalah menjangkau pasar yang lebih luas tanpa harus mengucurkan dana untuk promosi. Karena ditempatkan di toko atau warung yang telah memiliki banyak pelanggan, produk yang dititipkan akan secara otomatis dilihat atau bahkan dibeli. Jadi, hanya dengan membagi keuntungan dengan pemilik toko, Anda dapat mengenalkan bisnis ke konsumen baru. Konsinyor juga bisa menekan biaya pengeluaran untuk SDM dan juga pelayanan karena kegiatan transaksi dilakukan oleh pihak konsinyi. Para pebisnis pun dapat berfokus pada pengembangan kualitas produk agar konsumen lebih mudah menerima barang dagangan. 2. Keuntungan yang Diterima Pihak Konsinyi Lanjut ke kelebihan konsinyasi bagi pihak konsinyi atau penyalur, konsinyi mampu meraup untung penjualan tanpa harus mengeluarkan modal sedikitpun. Bisa dibilang, melakukan kerjasama bisnis konsinyasi memiliki risiko yang hampir nihil bagi pihak penyalur. Menerima barang titipan juga dapat membuat toko atau warung memiliki dagangan yang lengkap. Dengan begitu, bukan tidak mungkin pihak konsinyi akan memiliki lebih banyak pelanggan yang menyukai barang titipan dari konsinyor tersebut. Kekurangan Bisnis Konsinyasi bagi Konsinyor dan Konsinyi Bagi pihak penyalur, konsinyasi tidak memiliki kelemahan. Namun, bagi pihak pemilik barang, konsinyasi memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangan dari praktik bisnis ini adalah risiko kerugian yang cukup tinggi. Promosi mengenai deskripsi dan kelebihan produk pun seringkali tidak tersampaikan dengan baik kepada konsumen. Konsinyor juga harus rela menerima hasil penjualan dengan waktu yang lebih lama karena baru bisa diambil saat proses konsinyasi berikutnya atau sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui. Baca Juga Usaha Agrobisnis, Peluang Usaha Rumahan dengan Keuntungan Berlipat Manfaatkan Praktik Konsinyasi untuk Menjadi Pebisnis yang Mandiri Praktik konsinyasi adalah terobosan berbisnis bagi Anda yang ingin berwirausaha namun memiliki tanggung jawab yang tidak dapat ditinggalkan. Meski memiliki sejumlah kelemahan, bisnis ini dapat menjamin kesuksesan saat dipraktikkan dengan tepat. Oleh sebab itu, jangan takut pekerjaan utama mengganggu hasrat berbisnis Anda karena impian tersebut dapat terealisasikan dengan konsinyasi. Mengenal Bisnis Konsinyasi Penjualan titipan atau konsinyasi adalah konsep penjualan umum yang sering kita temui mulai di warung kelontong sederhana hingga supermarket besar. Mengapa konsinyasi ini menjadi konsep penjualan yang digemari? Hal ini karena konsinyasi merupakan salah satu skema bisnis yang memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan beli putus. Dalam beberapa bisnis yang umumnya menggunakan skema penjualan konsinyasi adalah Produk pakaian oleh konveksi ke toko baju/ fashion Produk elektronik/ HP oleh distributor menitipkan ke toko/ counter HP. Buku-buku oleh penerbit di toko buku atau gerai Obat-obatan di apotek Ada yang berbeda dalam cara pencatatan dan pembukuan akuntansi untuk produk konsinyasi, perlakuan akuntansi untuk penjualan konsinyasi Pencatatan dari sisi pemilik barang consignor dicatat terpisah dari penjualan non konsinyasi. Pencatatan dari sisi penerima barang consignee dicatat terpisah dari penjualan transaksi barang non konsinyasi. Saat penyerahan barang pihak consignor belum mengakui adanya penjualan, begitu pula di sisi consignee saat menerima barang tidak dicatat sebagai inventory miliknya. Penjualan diakui consignor saat menerima laporan dari consignee barang telah terjual. Penjualan oleh pihak Consignee mencatat penjualan konsinyasi seperti pada penjualan biasa. Namun perbedaannya, timbul nilai hutang kepada consignor sejumlah harga jual yang sudah dikurangi komisi penjualan. Besarnya komisi atau laba yang masih harus diterima bagi consignee diatur sesuai dengan kesepakatan dengan consignor, biasanya hal ini tercantum pada kontrak kerjasama awal. Jika saat penjualan kepada konsumen, consignee memberikan diskon dan tidak ada kesepakatan dengan consignor, maka nilai komisi akan dipotong senilai diskon. Setiap penjualan produk konsinyasi yang terjual oleh consignee akan timbul kewajiban kepada consignor hutang konsinyasi dan di sisi consignor akan mengakui piutang atas penjualan konsinyasi. Consignee dapat melakukan return produk konsinyasi ke consignor. Jumlah yang bisa direturn ke consignor sejumlah kuantiti diterima dikurangi penjualan, jika ada selisih / hilang maka timbul sebagai kewajiban consignee. Penjualan konsinyasi dari sisi consignor atau consignee dapat dengan mudah dikelola dengan Sistem ERP Inventory Konsinyasi. Mulai dari pencatatan inventory konsinyasi, penjualan, piutang dan hutang semua akan dengan mudah dikelola melalui sistem ERP Inventory konsinyasi. Baca Juga CARA TERBAIK ME-MANAGE INVENTORY KONSINYASI Terjun ke dunia bisnis mungkin adalah cita-cita kaum milenial di zaman sekarang. Dengan mendapatkan keuntungan dari bisnis yang dijalankan tentu akan lebih besar dibandingan sekedar pendapatan pasif yang hanya didapat melalui bekerja dengan orang lain bukan? Penjualan konsinyasi adalah salah satu solusi yang bisa mengatasi masalah-masalah perbisnisan. Kendala bisnis yang pasti sering dialami seperti, modal yang belum memadai, belum menemukan partner bisnis yang tepat, dan keraguan akan kurangnya kemampuan mengenalkan dan mengkomersilkan produk yang akan ditawarkan bisa diselesaikan dengan penjualan konsinyasi. Lalu sebenarnya, penjualan konsinyasi adalah apa? Simak penjelasannya di artikel ini. Baca juga Apa Itu Sistem Konsinyasi? 5 Hal Penting Mengenai Sistem Konsinyasi yang Wajib Kamu Tahu! Apa yang Dimaksud dengan Penjualan Konsinyasi? Mungkin masih banyak yang belum mendengar tentang materi penjualan konsinyasi, pasti kita bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan konsinyasi pengadilan itu sendiri. Pengertian konsinyasi itu sendiri adalah menitipkan suatu barang dari si pemilik barang tersebut kepada pihak kedua yaitu penjual tujuannya agar barang tersebut untuk dijual. Sistem konsinyasi dikenal dengan nama “Consignment”. Baca juga Contoh Surat Konsinyasi dan 3 Tips Hal yang Harus Diperhatikan Karakteristik Penjualan Konsinyasi Setelah mengetahui pengertian dari penjualan konsinyasi, kita juga perlu mengetahui beberapa karakteristik penjualan konsinyasi, karakteristiknya adalah sebagai berikut Hak milik atas barang masih berada pada pemilik barang consignor, sehingga barang-barang konsinyasi akan disusun sebagai persediaan oleh pemilik barang. Barang konsinyasi tidak dimasukkan dan tidak diperhitungkan sebagai persediaan oleh pihak komisioner. Pihak pemilik barang consignor berkewajiban sepenuhnya terhadap semua biaya yang berkaitan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat komisioner menjualnya kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan bagi pihak yang bersangkutan. Distribusi barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak bisa dipakai sebagai kriteria untuk mengakui bertambahnya pendapatan, baik bagi pemilik barang maupun bagi komisioner sampai saat barang dijual kepada pihak ketiga yaitu konsumen. Komisioner dalam pelaksanaan melakukan penjualan mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan keutuhan barang-barang konsinyasi yang sudah diterimanya. Sehingga, kemampuan dan sikap yang bertanggung jawab harus dijalankan sampai dengan terjualnya barang konsinyasi kepada pihak ketiga. Contoh Penjualan Konsinyasi Contoh penjualan sistem konsinyasi brainly yang laris manis adalah sektor baju dan sepatu olahraga, seperti Supreme, Diadora, Nike, dll. Merk-merk tersebut agak sulit ditemukan yang original di Indonesia sehingga kamu harus mencarinya di e-commerce luar negeri. Jika ada penjual konsinyasi produk tersebut, akan sangat laris di tanah air dalam beberapa tahun ke depan. Bagaimana Penjualan dengan Sistem Konsinyasi? Pihak kedua yakni si penjual komisioner yang akan menjual produk dari pihak pertama yaitu pemilik barang consignor yang akan dititip jual. Consignor adalah pihak yang menawarkan atau memberi barang/produk kepada penjual komisioner untuk dititip jual. Nantinya, besaran harga dan keuntungan yang didapatkan akan berdasarkan dari ketetapan masing-masing pihak atau dari kesepakatan kedua belah pihak, misalnya berupa sistem bagi hasil, atau penjual dapat menetapkan harga baru untuk produk yang akan dijual. Pihak kedua atau penjual bisa mendapatkan keuntungan dengan menetapkan penjualan diatas harga yang ditetapkan oleh pihak pertama dengan besaran sekian persen. Bisnis konsinyasi cukup subur di Indonesia, dimana sebagian besar di sektor baju, sepatu, dan sektor makanan dan minuman. Apa Perbedaan Penjualan Biasa dengan Penjualan Konsinyasi? Perbedaannya yaitu pada penjualan biasa, biasanya hak milik barang telah sepenuhnya di tangan penjual. Setelah barang konsinyasi telah dikirim oleh pihak distributor kepada penjual, sedangkan pada penjualan konsinyasi hak milik barang tetap berada di pihak pertama. Hak milik dikatakan telah berpindah alokasi jika barang telah terjual oleh komisioner kepada pihak lainnya dalam hal biaya operasional yang berkaitan dengan barang yang dijual. Dalam transaksi penjualan seperti biasanya, segala biaya operasional yang berhubungan dengan barang yang dijual ditanggung oleh pihak penjual. Perlu diketahui bahwa, dalam model bisnis konsinyasi semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi tetap akan ditanggung oleh pihak pertama yaitu si pemilik barang. Pihak penjual tidak akan terlalu fokus bahwa produk yang dititip jual belikan harus memiliki target penjualan berapa per hari atau dalam sebulannya memiliki target yang harus terjual. Apakah Alasan Komisioner Menerima Perjanjian Konsinyasi? Perjanjian dalam pengertian penjualan konsinyasi adalah bentuk kerja sama. Sistem kerjasama ini melibatkan kedua belah pihak yang saling berkaitan dalam perjanjian penjualan barang. Dimana manfaat konsinyasi dalam hal ini salah satu pihak merupakan pemilik barang dan pihak lainnya merupakan penjual. Pemilik barang yang menitipkan barang dagangan disebut dengan konsinyor. Komisioner menerima perjanjian karena ada faktor pertimbangan yang sifatnya bisa menguntungkan komisioner. Misalnya, beban risiko kerugian tidak ada dan ketersediaan barang barang yang tidak terjual atau melewati kadaluarsa, rusak, sehingga opsi lain seperti menurunkan harga jualnya, atau bisa dikembalikan kepada pemiliknya. Komisioner hanya cukup menyediakan modal cukup tempat yang dibutuhkan untuk menjual barang dari si pemilik dan keuntungan akan bisa diperoleh dengan perjanjian konsinyasi. Selain itu, komisioner dalam menerima perjanjian memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya. Apa Keuntungan dan Kerugian Sistem Konsinyasi? Ada beberapa keuntungan dalam melakukan model bisnis konsinyasi sebagai berikut Produk yang dipasarkan bisa lebih luas pada toko yang sudah memiliki pelanggan tetap. Menghemat biaya modal sehingga komisioner bisa lebih fokus dalam mengelola kualitas produk sendiri. Produk kerjasama sistem konsinyasi dijual tanpa perlu mengeluarkan modal biaya. Komisioner lebih fokus terhadap pengembangan dan kualitas produk yang akan dipasarkannya. Jika barang tidak laku atau rusak maka komisioner tidak akan menanggung dan mengalami kerugian atas produk tersebut. bertambahnya barang atau produk konsinyasi akan membuat penjual menambah jumlah barang yang dijual dalam etalase tokonya. Kerugian sistem penjualan konsinyasi sebagai berikut Risiko kerugian yang mungkin disebabkan jika salah dalam memilih mitra kerja sama komisioner. Jika komisioner yang kamu pilih mampu menjual produk dengan baik atau produk tersebut kurang laku, maka Anda dapat mengalami kerugian. Terkadang produk penjualan konsinyasi, biasanya komisioner tidak akan mempromosikan produk Anda. Sistem pembayaran yang bukan harian, ada yang mengikuti sistem pembayaran dari penjual biasanya per minggu atau per bulan, tergantung dengan apa yang sudah disepakati. Kesimpulan Model bisnis konsinyasi atau metode penjualan titipan sudah sangat umum terjadi pada masa ini, terutama kalangan menengah ke bawah. Berbagai toko hingga warung kecil yang menjual barang titipan dari pemilik produk, contohnya makanan dan minuman yang dibuat sendiri oleh pemilik produk biasanya berasal dari industri rumahan. Jika kita lihat dari sisi kelebihan dan keuntungan yang ditawarkan model bisnis konsinyasi, berminatkah kamu untuk mencobanya? Adakah resiko dari bisnis konsinyasi? Bisa jelaskan resiko menggunakan konsinyasi? Dengan demikian, jangan lupa untuk tetap mempertimbangkan segala faktor resiko kelemahannya juga sebelum mencoba usaha jenis ini. Semoga kamu dapat mengoptimalkan bisnis konsinyasi ini dengan berbagai cara yang tepat, termasuk melakukan pertimbangan terhadap lokasi toko dan kinerja penyalur. Selain itu, usahakan untuk selalu menjalin komunikasi yang baik dengan mitra bisnis kamu agar model bisnis konsinyasi dapat meraih sukses. Ginee Omnichannel Model bisnis yang bisa Anda terapkan ketika berjualan di marketplace bisa dalam bentuk apa saja, yang penting Anda bisa mengelola bisnis Anda dengan baik dan benar. Mengalami kendala mengelola online shop Anda? Gak usah khawatir! Ginee Omnichannel hadir untuk Anda. Kenapa harus pakai Ginee? Gini, lho, di Ginee Indonesia ada banyak fitur-fitur bermanfaat yang bisa Anda gunakan seperti Ginee Ads. Kalau Anda pasang iklan di banyak platform digital, Ginee Ads bakal membantu Anda mengurus akun-akun iklan Anda biar efektivitas iklan bisa meningkat. Yuk, daftar Ginee sekarang dan dapatkan free trial 7 hari full! Ginee Indonesia, Tool Bisnis Online Paling Kredibel Punya kesulitan mengelola toko online yang terdaftar di berbagai marketplace? No worries, Ginee Indonesia hadir untuk Anda! Ginee adalah sistem bisnis berbasis Omnichannel Cloud yang menyediakan berbagai fitur andalan lengkap guna mempermudah pengelolaan semua toko online yang Anda miliki hanya dalam satu platform saja!Fitur dari Ginee beragam, lho! mulai dari manajemen produk, laporan penjualan, Ginee WMS, yang artinya Anda dapat mengelola manajemen pergudangan dengan lebih mudah, Ginee Chat yang memungkinkan Anda mengelola chat pelanggan dari berbagai platform, hingga Ginee Ads untuk kelola semua iklanmu di berbagai platform. Yuk, daftar Ginee Indonesia sekarang FREE! Mengelola pesanan dan stok untuk semua toko online AndaUpdate secara otomatis pesanan dan stokMengelola stok produk yang terjual cepat dengan mudahMemproses pesanan dan pengiriman dalam satu sistemMengelola penjualan dengan sistem manajemen digitalMembership dan database pelanggan secara menyeluruhPrediksi bisnis dengan Fitur Analisa Bisnis di GineeMemantau laporan dengan menyesuaikan data, keuntungan, dan laporan pelanggan Buat kamu yang sering berkecimpung di dunia pemasaran, terutama untuk produk-produk yang diproduksi dalam jumlah besar, biasanya sudah tidak akan asing lagi dengan istilah konsinyasi. Dalam perdagangan suatu produk, sistem konsinyasi sering digunakan antara Distributor dengan pengecer; atauDistributor dengan pabrik atau produsen. Banyak pelaku usaha menggunakan sistem ini karena dianggap lebih aman dan tidak beresiko daripada menggunakan sistem jual beli yang umum dilakukan. Sehingga sistem ini banyak sekali diterapkan dalam hubungan perdagangan suatu produk oleh pihak produsen maupun distributor atau pedagang grosir. Walaupun sistem konsinyasi sudah umum dan banyak digunakan dalam hubungan bisnis perdagangan, tahukah kamu apa itu konsinyasi? Apa Itu Konsinyasi? Pengertian Konsinyasi Konsinyasi adalah suatu sistem dalam hubungan perdagangan. Di mana pihak pemilik produk disebut juga consignor menitipkan produknya pada pihak yang dipercayainya untuk menjual produk tersebut dalam istilah lain disebut consignee, dan pembayaran produk tersebut dilakukan setelah produknya terjual, sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Sistem konsinyasi biasanya digunakan pada produk yang berwujud, bukan pada produk jasa atau yang bersifat abstrak. Karena dalam sistem ini harus ada bentuk nyata produk yang dititipkan. Ciri-Ciri Sistem Konsinyasi Tidak semua hubungan dagang dengan sistem pembayaran di belakang atau setelah produknya laku bisa dikategorikan sebagai konsinyasi, seperti pada produk jasa. Hubungan dagang yang menggunakan sistem konsinyasi pada umumnya memiliki ciri-ciri atau kriteria sebagai berikut. Produk yang dititipkan berbentuk barang nyata atau benda, bukan produk jasa atau layanan yang bersifat kesepakatan antara consignor atau pemilik produk dengan consignee atau penjual yang menerima titipan produk yang dititipkan sudah ditetapkan terlebih dahulu, demikian juga besarnya fee yang akan diperoleh saat produk tersebut laku umumnya sistem konsinyasi banyak digunakan pada produk dengan merek yang masih baru dan memiliki jangka waktu kadaluwarsa. Secara sederhana prinsip dalam sistem ini hampir sama dengan membeli suatu barang dengan cara dicicil, di mana si consignee seolah-olah berhutang kepada consignor. Keuntungan Menggunakan Sistem Konsinyasi Pada dasarnya kenapa sistem ini banyak digunakan dalam dunia perdagangan, faktornya adalah karena sifatnya yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Baik pemilik produk maupun penjual yang menerima titipan produk. Selain itu ada beberapa keunggulan lain dari sistem konsinyasi, yaitu Bagi pemilik produk Consignor 1. Menghemat biaya promosi Dengan mengadakan konsinyasi, otomatis produk yang dititipkan ke penjual bisa langsung terpromosikan. Penjual yang menerima titipan barang biasanya secara aktif akan berusaha menawarkan produk tersebut, sebagai produk baru kepada para pelanggannya. Karena pada sistem ini, tidak ada penjualan = tidak mendapat penghasilan. Selain itu, pada umumnya penjual yang menerima titipan barang, tidak akan keberatan jika tempatnya dipasangi poster ataupun spanduk produk yang dititipkan untuk membantu promosinya. 2. Mengurangi kebutuhan SDM Dengan menitipkan produk kepada penjual yang akan menjualkan serta melakukan promosi pasif, pemilik produk dapat saja memutuskan untuk tidak melakukan promosi aktif ataupun memasarkan langsung produknya. Dengan demikian, selain menghemat biaya promosi, hal ini juga akan mengurangi kebutuhan sumber daya manusianya. 3. Menambah jaringan pemasaran Hubungan pemilik dengan penerima produk otomatis akan menambah jaringan pemasaran produknya yang akan memperluas jangkauan pasar. Belum lagi jika penjual yang menerima titipan produk tadi juga memiliki jaringan pemasaran di bawahnya, hal ini akan membuat pemasaran produk tersebut menjadi lebih efisien. Bagi penjual yang menerima produk Consignee 1. Menghemat modal awal Dengan menggunakan sistem konsinyasi, penjual yang menerima titipan produk, tidak perlu membeli produk terlebih dahulu. Pembayarannya pun dilakukan pada jangka waktu tertentu setelah produknya terjual. Dengan demikian penjual tidak perlu mengeluarkan modal untuk membeli produk dari consignor. Selain itu, biasanya pemilik produk sudah menyediakan alat bantu promosi bersama produknya. Seperti banner, poster, dan masih banyak lagi. Sehingga penjual yang menerima titipan produk tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk alat promosi. 2. Mengurangi resiko Apabila barang yang dititipkan tidak laku, atau kadaluwarsa, produk tidak perlu dibayar dan dapat ditukarkan kembali kepada pemilik produk. Selagi stok atau persediaannya masih ada. Dengan demikian si penerima titipan produk dapat mengurangi resiko apabila produk yang dititipkan oleh pemilik produk kurang atau tidak laku. 3. Menambah jenis produk Dengan adanya penitipan, maka jenis produk yang dapat dijual consignee akan bertambah tanpa perlu mengeluarkan modal terlebih dahulu. Keberadaan jenis produk baru juga membuka peluang bertambahnya konsumen baru yang akan berbelanja. Apalagi jika produk tersebut hanya dititipkan di tempatmu saja, hal ini akan membuatmu langsung menjadi distributor produk tadi untuk wilayah tertentu. Mau tidak mau orang-orang hanya dapat membelinya di tempatmu. Kelemahan Sistem Konsinyasi Kerugian Konsinyasi Bagi Pemilik Produk Consignor 1. Resiko tidak laku Jika produk yang dititipkan tidak laku terjual atau sampai kedaluwarsa, maka otomatis yang mengalami kerugian adalah pemilik produk. Karena biaya produksi yang telah dikeluarkan tidak kembali akibat tidak terjualnya produk tersebut. 2. Pemasukan tertunda Pemilik produk belum mendapatkan penghasilan dari produknya, sampai penjual consignee menyetorkan uang hasil penjualannya. 3. Modal mengendap Sebelum produk terjual dan penjual yang menerima titipan produk menyetorkan uang hasil penjualannya, maka modal yang digunakan oleh pemilik produk untuk memproduksi produknya belum berputar. 4. Pemahaman produk consignee kurang Penjual yang menerima titipan produk, belum tentu memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang produk sesuai dengan kriteria yang diinginkan pemilik produk. Akibatnya bisa saja promosi yang dilakukan oleh penjual yang menerima titipan produk tadi kurang tepat. Hal ini bisa berpeluang mencederai brand produk yang dititipkan. Kerugian Konsinyasi Bagi Penjual Penerima Titipan Consignee Bagi penjual yang menerima titipan produk dari pemilik produk, resiko yang dihadapinya hanya jika produk tersebut tidak laku atau lambat penjualannya. Akibat dari produk yang tidak laku akan mengurangi peluang penghasilan yang akan didapat. Sehingga, produk yang dititipkan pun dapat memakan tempat penyimpanan selagi belum terjual. Keuntungan akan Didapat, Jika Semuanya Sesuai Sekalipun sistem konsinyasi dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik pemilik produk maupun penerima titipan produk. Proses pelaksanaannya tetap perlu dilakukan secara teliti. Terutama bagi pemilik produk, perlu kejelian dalam melihat penjual yang akan menerima titipan produknya, sesuai atau tidak dengan karakter produk yang dimilikinya. Demikian juga bagi penjual, agar tidak menerima titipan produk, jika produk yang akan dititipkan tidak sesuai dengan karakter bisnisnya. Baca Juga Artikel Lainnya Punya Rencana Cari Modal Usaha? Baca Ini Dulu!Tingkatkan Efektivitas Komunikasi dan Promosi Bisnis dengan Whatsapp Bisnis Maksimalkan Bisnis dengan Sistem Penjualan Konsinyasi Beli putus adalah? Bagaimana cara maksimalkan bisnis dengan sistem penjualan konsinyasi? Blog Mekari Jurnal disini akan mengulasnya dengan lengkap. Ada banyak macam-macam bentuk kerja sama dalam dunia bisnis, salah satunya adalah penjualan konsinyasi. Metode penjualan ini merupakan perjanjian antara dua pihak. Salah satu pihak disebut sebagai pemilik barang yang menyerahkan barangnya ke pihak tertentu untuk menjualnya, lalu akan mendapatkan komisi tertentu. Pihak pemilik barang biasa disebut dengan consignor, sedangkan pihak yang menjual barang disebut consignee. Metode penjualan konsinyasi sebenarnya sudah banyak dilakukan. Seperti di bidang makanan, elektronik dan bidang usaha lainnya. Beberapa dari Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa banyak pelaku bisnis menerapkan sistem penjualan konsinyasi. Coba Fitur Laporan Keuangan dan Bisnis Aplikasi Jurnal untuk Keputusan Bisnis Lebih Cepat dan Akurat! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Dengan membaca tulisan topik sistem penjualan konsinyasi ini anda akan bisa mejawab beberapa pertanyaan seperti Sebutkan bentuk kegiatan penjualan dalam perjanjian konsinyasi? Contoh penjualan sistem konsinyasi? Dalam penjualan dengan sistem konsinyasi ada prosedur sistem berjalan yaitu? Sistem pemasaran dengan cara menitipkan produk atau barang ke toko atau warung yang pembayarannya dilakukan setelah barang laku terjual dinamkan sistem pemasaran apa? Untuk mengetahui hal tersebut, Anda perlu paham lebih lanjut mengenai sistem penjualan konsinyasi. Berikut beberapa rangkuman mengenai penjualan konsinyasi yang dapat Anda ketahui. 1. Apa Itu Penjualan Konsinyasi? Sistem penjualan konsinyasi atau biasa disebut penjualan titipan, hingga kini masih terjadi di masyarakat sekitar kita. Sistem konsinyasi adalah salah satu skema bisnis yang memiliki kelebihan sendiri dibandingkan dengan beli-putus. Penjualan beli-putus adalah pembeli membeli barang dagangan dari penjual dan seluruh risiko terkait barang langsung pindah ke pembeli. Baik penjualan yang dilakukan dengan cash atau kredit. Ada beberapa hal yang terjadi dalam pembelian beli-putus, sebagai berikut. Retur penjualan. Kewajiban kontinjensi contingency. Saat ada kewajiban konstruktif yang terjadi atas sebuah kejadian sehingga perusahaan harus membayar sejumlah uang pada konsumen. Garansi, di mana ketika barang yang dijual tidak jadi dibeli oleh pembeli karena cacat atau rusak. Maka perusahaan memiliki kewajiban untuk membeli kembali barang tersebut refund. Biasanya, beberapa bisnis menggunakan skema penjualan titipan atau sistem penjualan konsinyasi adalah sebagai berikut. Produk makanan titip jual di supermarket. Produk makanan titip jual di warung atau toko klontong. Surat kabar atau majalah yang dititip jualkan di loper atau agen koran. Buku-buku oleh penerbit titip jual di toko buku atau gerai. Produk obat-obatan titip jual di apotek. Baca Juga Kelebihan dan Kekurangannya Penjualan Dengan Sistem Konsinyasi 2. Contoh Akuntansi dalam Penjualan Konsinyasi Sistem akuntansi atau pencatatan dari semua transaksi dalam penjualan konsinyasi digolongkan dalam beberapa hal, yaitu a. Pencatatan Terselesaikan Dengan Tuntas Jika perjanjian selesai, pihak pemilik barang akan menyusun laporan keuangan pada akhir periode akuntansi. Maka, prosedur pencatatan dan pos-pos jurnal yang dibuat oleh konsinyor berdasarkan atas pengiriman, penjualan, pembayaran barang, dan penyelesaian keuangan oleh pihak penjual consignee pada pemilik barang consignor, sebagai berikut Penjualan oleh pihak konsinyi Seperti penjualan biasa, konsinyi mencatat penjualan konsinyasi. Masing-masing disertai dengan ayat jurnal untuk mencatat beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor. Beban yang dikeluarkan meliputi, barang-barang yang dijual, perkiraan pembelian atau perkiraan harga pokok penjualan didebet dan perkiraan pihak konsinyor dikredit. Baca Juga Memilih Syarat Pembayaran yang Tepat Komisi atau laba yang harus diterima bagi pihak konsinyi Pendapatan atas penjualan konsinyi akan tergambar dalam laba kotor pihak konsinyi atas ayat jurnal yang dibuat. Maka, pihak konsinyi tidak perlu lagi membuat jurnal untuk komisi atau laba atas penjualannya. Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi Konsinyi mencatat pembayaran pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan pihak konsinyor dan mengkredit perkiraan kas. Pastikan Anda Sudah Pakai Jurnal By Mekari! Software Akuntansi Online Terpercaya! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Pencatatan buku konsinyor jika transaksi konsinyor diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan biasa Pada laporan laba rugi, saldo rekening pengiriman barang-barang dikurangkan dari jumlah yang tersedia untuk dijual dalam bentuk besarkan HPP reguler. Jurnal tetap dibuat meskipun tidak ada barang yang terjual hingga akhir tahun buku yang bersangkutan. Pencatatan buku konsinyi jika transaksi konsinyi diselenggarakan terpisah dari transaksi perjalanan biasa. Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang dengan memorandum dalam buku harian atau dalam buku sendiri yang diselenggarakan untuk penyerahan barang kepada konsinyi. Beban konsinyi yang harus ditetapkan pada konsinyasi akan dijurnal sebagai berikut konsinyasi masuk Rp xx, kas Rp xx Penjualan oleh pihak konsinyi akan dijurnal sebagai berikut kas Rp xx, konsinyasi masuk Rp xx Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi konsinyi akan di jurnal sebagai berikut konsinyasi masuk Rp xx, komisi atas penjualan konsinyasi Rp xx Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi akan dijurnal sebagai berikut konsinyasi masuk Rp xx, kas Rp xx b. Pencatatan Tidak Terselesaikan Dengan Tuntas Apabila pihak konsinyor perlu menyusun laporan keuangan pada akhir periode akuntansi, namun jangka waktu perjanjian masih berlangsung. Maka diperlukan penyesuaian terhadap barang yang terkait pada sebagian produk belum selesai dengan tuntas hingga akhir periode. Baca juga  Pencatatan Akuntansi Dalam Perusahaan Konsinyasi yang Harus Anda Ketahui! 3. Tips Menjalankan Sistem Penjualan Konsinyasi Sistem penjualan ini adalah langkah tetap untuk mengenalkan produk ke pasaran. Hal ini dilakukan agar pihak toko bersedia menjualkan produk Anda ke konsumen secara langsung. Karena biasanya produk baru belum memiliki pasar yang jelas. Maka hal tersebut akan menimbulkan keraguan pemilik toko jika harus membeli secara langsung dari pemilik pengusaha. Jika Anda pemilik produk tertarik untuk melakukan penjualan konsinyasi, maka Anda perlu selektif dalam membuat ketentuan agar produk laku terjual. Berikut tips yang bisa Anda lakukan. Pilih toko strategis yang ramai pembeli, diharapkan bisa membawa produk kita mudah terkenal dan terjual Menjalin relasi baik dengan pemilik toko. Anda dapat menawarkan margin dengan keuntungan yang menarik dan hadiah untuk pemilik toko jika melakukan penjualan dengan jumlah maksimal. Diharapkan cara tersebut, pemilik toko bisa menawarkan produk Anda terlebih dahulu kepada konsumen dan menjadikannya alternatif utama pada setiap penjualan. Rutin melakukan pengecekan, terutama pada produk yang memiliki masa kedaluwarsa seperti makanan dan minuman. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan produk kedaluwarsa terbeli, karena bisa menimbulkan kerugian dan citra buruk terhadap produk. Baca Juga Langkah-langkah dan Cara Membuat Pembukuan Keuangan Sederhana 4. Kekurangan dan Kelebihan Penjualan Konsinyasi Sistem penjualan konsinyasi memiliki beberapa kekurangan yang perlu Anda ketahui, yaitu a. Kekurangan Bagi Pihak Pemilik Produk Consignor Kekurangan sistem penjualan konsinyasi bagi pihak pemilik produk adalah sebagai berikut. Rentan Kerugian Kelemahan dari sistem ini adalah resiko kerugiannya cukup besar. Karena tidak semua penjual consignee mengetahui cara promosi barang yang handal. Akhirnya produk tertahan di tangan konsinyi dalam waktu yang lama. Maka, sebelum Anda melakukan kesepakatan konsinyasi, pelajari kualitas konsinyi lebih dulu. Jangan mudah percaya. Strategi Pemasaran Kurang Tepat Tidak semua strategi yang dilakukan konsinyi berjalan lancar. Hal ini terjadi, karena jika rencana pemasaran produk oleh konsinyi tidak sesuai dengan rencana yang direncanakan konsinyor. Baca Juga Ketahui Beda Harga Pokok Penjualan VS Harga Jual b. Kekurangan Pihak Penjual Produk Consignee Kekurangan sistem penjualan konsinyasi bagi pihak penjual produk adalah sebagai berikut Hilang Maka Terjual Sebagai pihak penjual, Anda harus menjaga barang dengan benar dan rutin melakukan pemantauan stok. Karena, biasanya dalam perjanjian kesepakatan kehilangan produk adalah tanggung jawab penjual. Maka, pemilik produk akan tetap menagih sebagai barang yang laku terjual. c. Kelebihan Bagi Pihak Pemilik Produk Consignor Kelebihan sistem penjualan konsinyasi bagi pemilik produk. Memiliki Perhatian Khusus untuk Produksi Dengan adanya sistem ini, perusahaan bisa fokus pada penyediaan produk. Karena, untuk pemasaran, penjualan juga pelayanan sudah ditangani oleh konsinyi pihak penjual. Hal ini akan membuat pemilik produk fokus untuk meningkatkan kualitas produknya. Mempermudah Strategi Marketing dan Irit Biaya Pihak pemilik barang akan merasa diuntungkan terkait promosi produk dengan adanya perjanjian tersebut. Pasaran yang dijangkau semakin luas tergantung jaringan yang dimiliki penjual produk. Selain itu, pihak pemilik tidak perlu mengeluarkan biaya promo. Karena, promo sudah menjadi tugas pihak yang diserahi tanggung jawab untuk menjual barang. Bebas Biaya Pelayanan dan Penambahan SDM Sebagai pemilik produk sistem ini dapat menghemat Sumber Daya Manusia serta biaya pelayanan. Karena, pihak konsinyor tidak perlu merekrut pegawai baru untuk menjual produknya. Selain itu, konsinyor juga tidak perlu melayani konsumen secara langsung, hal ini akan meminimalkan biaya layanan usaha. Baca Juga Apa yang Dimaksud Harga Pokok Penjualan HPP d. Kelebihan Bagi Penjual Produk Consignee. Begini kelebihan sistem penjualan konsinyasi bagi penjual produk. Stok Produk di Toko Bertambah Penjual tidak lagi kekurangan stok bertambah jika menggunakan sistem ini. Karena, produk secara rutin dikirim oleh pihak konsinyor. Untuk memenuhi etalase toko, penjual tidak perlu mengeluarkan modal, karena penjual bukan pemesan barang, melainkan hanya menjualkan. Mendapatkan Profit tanpa Modal Penjual tidak perlu lagi biaya produksi, karena tugas konsinyi menjual produk. Biaya produksi dikeluarkan oleh perusahaan konsinyor sebagai pihak pemilik barang. Walaupun tanpa mengeluarkan modal produksi, penjual tetap mendapatkan komisi dari konsinyor jika melakukan penjualan produk konsinyor. Kerugian Relatif Kecil Kelebihan dari sistem ini untuk penjual produk adalah risiko rugi yang sangat kecil. Hal terburuk yang harus dihadapi pada sistem ini yaitu barang tidak laku, maka pendapatannya berkurang. Karena, metode pada sistem ini konsinyi mendapat komisi apabila barang laku terjual. Namun, jika barang tidak laku atau rusak tentu komisi tidak akan diberikan. Untuk memudahkan Anda dalam menjalankan bisnis dengan sistem penjualan konsinyasi, maka Anda perlu juga laporan keuangan yang akurat dan juga aplikasi inventory berbasis web untuk melakukan kontrol terhadap produk. Mekari Jurnal Hadirkan Fitur Software Akuntansi Terlengkap di Indonesia! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Dengan menggunakan Jurnal Anda dapat melakukan pencatatan transaksi hingga laporan keuangan dengan mudah. Jurnal merupakan software akuntansi online yang dapat membantu kebutuhan akuntansi bisnis Anda. Sekarang anda akan bisa mejawab beberapa pertanyaan seperti Sebutkan bentuk kegiatan penjualan dalam perjanjian konsinyasi? Contoh penjualan sistem konsinyasi? Dalam penjualan dengan sistem konsinyasi ada prosedur sistem berjalan yaitu? Sistem pemasaran dengan cara menitipkan produk atau barang ke toko atau warung yang pembayarannya dilakukan setelah barang laku terjual dinamkan sistem pemasaran apa? Semoga informasi aplikasi stok barang maupun aplikasi penjualan ini bisa berguna untuk Anda yang memerlukannya. Strategi Penjualan Konsinyasi Konsinyasi adalah konsep penjualan produk yang dimulai saat pengiriman barang untuk dititipkan dari pihak consignor / pemilik barang kepada pihak lain yang bertindak sebagai consignee atau biasa disebut agen penjualan. Dalam konsep penjualan konsinyasi, agen penjualan akan yang akan mendapatkan komisi dari produk terjual sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dengan consignor. Disinilah letak perbedaan penjualan konsinyasi dengan penjualan normal pada umumnya. Pada penjualan normal, kepemilikan barang akan berpindah saat pemilik barang supplier ke pembeli, dalam hal ini pembeli adalah toko retail yang bertindak sebagai agen reseller. Dalam konsep bisnis konsinyasi kepemilikan barang akan berpindah tangan setelah barang tersebut terjual oleh agen penjualan consignee kepada konsumen. Faktor biaya operasional konsinyasi juga berbeda dengan konsep penjualan pada umumnya, dimana seluruh biaya operasional yang terkait dengan produk yang dijual akan ditanggung sepenuhnya oleh consignor karena kepemilikan belum berpindah, maka biaya atas produk dan pendapatan penjualan menjadi kewajiban dan hak dari consignor. Lalu, agen penjualan sebagai consignee hanya akan mendapatkan margin / komisi penjualan atas penjualan barang tersebut. Dalam kerjasama penjualan konsinyasi, ada syarat-syarat dan ketentuan yang harus diikuti agar konsep bisnis ini dapat berjalan dengan baik. Syarat dan bisa terjadi, yaitu Consignor, yaitu pihak yang memiliki produk dan menitipkannya. Consignee, yaitu pihak yang menerima titipan barang dan berkewajiban untuk menjual barang. Produk, yaitu barang atau jasa yang dititipkan oleh pengamanat dan harus dijual oleh komisioner. Kesepakatan Kerjasama, yaitu kesepakatan yang mengatur hak maupun kewajiban antara pihak pengamanat dan pihak komisioner, termasuk juga di dalamnya segala hal yang berkaitan dengan jenis produk, harga jual produk, dan komisi untuk setiap penjualan. Dalam bisnis konsinyasi, consignor harus dapat mencatat setiap pergerakan barang. Mulai dari dikirim hingga terjual oleh consignee. Jika tanpa Standard Operating Procedure SOP yang tepat maka proses penyaluran dan pergerakan barang akan tidak akurat, dan akhirnya bisa saja timbul kerugian karena barang rusak atau hilang. Maka itu, consignor harus memiliki sebuah sistem ERP yang bisa mengotomatiskan aktivitas penjualan konsinyasi. Turboly Cloud ERP diciptakan dengan fitur penjualan konsinyasi tingkat lanjut yang dapat digunakan tidak hanya perusahaan sebagai consignor tapi juga dapat membantu agen penjualan sebagai consignee. Keduanya bisa diintegrasikan dengan baik hingga mendapatkan hasil yang akurat. Baca Juga Biaya Manajemen Persediaan Konsinyasi itu Murah

bagaimanakah kriteria penjualan bisa dikategorikan konsinyasi